TENTANG MUSEUM KOTA TANJUNGPINANG
Gedung museum saat ini, bukanlah gedung baru bagi masyarakat kota Tanjungpinang. gedung ini sudah ada sejak tahun 1918, yakni sebagai sekolah Melayu berbahasa Belanda yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Hollandsch- inlandsche School (HIS), yang dipimpin oleh G.Stavast yang menjadi kepala sekolah saat itu.
pada saat pemerintahan Kota Kota Jepang, gedung ini tetap dijadikan sekolah dengan nama futsuko gakko selama 2,5 tahun pada zaman kemerdekaan gedung tersebut difungsikan sebagai sekolah rakyat atau (SR) dan akhirnya menjadi SDN 01 sampai tahun 2004.

Mengapa museum ini di beri nama’’Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah’’?

Ditetapkannya Museum Kota Tanjungpinang dengan nama Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, karena beliau merupakan tokoh yang sangat bersejarah di masa perkembangan Kerajaan Melayu. Beliau merupakan sultan yang memerintah kerajaan Riau- Johor- Pahang- Lingga pada 1722-1760, yang sangat peduli dalam hal pendidikan fisik sehingga dapat dikatakan beliau merupakan sultan yang termashur pada masa pemerintahannya.
Museum ini didedikasikan untuk memperingati sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang dan menghormati peran Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dalam perkembangan kota. Koleksi di museum mencakup berbagai aspek kehidupan dan budaya Tanjungpinang, termasuk awal mula berdirinya kota, seni dan budaya lokal, serta keragaman budaya yang ada di wilayah tersebut. Salah satu daya tarik utama museum adalah koleksi keramik yang dikumpulkan dari Tanjungpinang dan daerah sekitarnya, menunjukkan pentingnya perdagangan dan hubungan budaya di masa lalu.
