TANJUNGPINANG – Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah di Kota Tanjungpinang menjadi salah satu destinasi wisata budaya terkemuka yang menawarkan segudang koleksi peninggalan Kerajaan Melayu. Museum ini menyimpan berbagai benda bersejarah yang mencerminkan kejayaan Kerajaan Riau-Lingga dan kekayaan budaya Melayu yang telah melekat selama berabad-abad.
Ahmad, pengawas museum, menjelaskan bahwa museum ini dirancang untuk melestarikan sejarah sekaligus menjadi sarana edukasi dan hiburan. Beberapa koleksi penting di museum ini adalah mata uang kuno, seperti Uang Petik dan Uang Ikan, yang digunakan pada masa Kerajaan Riau-Lingga. Selain itu, terdapat uang kertas dari era kolonial dan pendudukan Jepang yang memperlihatkan jejak perjalanan ekonomi pada masa lampau.
Koleksi senjata tradisional Melayu, seperti keris, tombak, dan pedang, juga menjadi daya tarik utama. Ahmad mengungkapkan, senjata-senjata ini memiliki nilai historis yang tinggi karena digunakan sejak awal Islam masuk ke tanah Melayu. Selain itu, pengunjung dapat melihat peta wilayah Tanjungpinang pada masa kerajaan serta berbagai peralatan rumah tangga tradisional, seperti teko, ceret, dan cap stempel.
Museum ini juga memperkenalkan pengunjung pada kesenian khas Melayu, termasuk alat musik Nobat yang terdiri dari gendang besar (Nekara), nafiri, serunai, dan gong. Di sisi lain, kerajinan tangan seperti tenun Melayu, serta perlengkapan pernikahan adat Melayu yang dihiasi warna-warna khas seperti hijau, kuning, dan merah, turut dipamerkan.
Lebih dari itu, silsilah Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga dan arsip sastra Melayu, termasuk naskah Gurindam Dua Belas, menjadi bagian penting dalam perjalanan wisata sejarah di museum ini. “Ikon kebudayaan terbesar Melayu, Gurindam Dua Belas, menjadi salah satu daya tarik utama kami,” ujar Ahmad.
Sejak pandemi mereda, tingkat kunjungan museum meningkat hingga 200%, dengan mayoritas pengunjung terdiri dari pelajar, mahasiswa, turis asing, dan peneliti. Untuk menarik lebih banyak wisatawan, pihak museum terus berinovasi, termasuk memanfaatkan media sosial untuk promosi.
Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Guntur Sakti, menyatakan bahwa museum ini diharapkan menjadi magnet wisatawan untuk mendukung sektor budaya dan heritage di Tanjungpinang. Dengan koleksi yang beragam dan kaya nilai sejarah, Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah tidak hanya menjadi pelestari budaya, tetapi juga menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kepulauan Riau.
Museum ini merupakan tempat yang tepat bagi siapa saja yang ingin menyelami sejarah, memahami kekayaan budaya Melayu, sekaligus menikmati pesona tradisi yang masih hidup hingga kini. (*)